Di tanah subur Jawa Timur, aliran air bukan hanya sekadar penyejuk dahaga sawah, melainkan denyut nadi kehidupan. Daerah Irigasi Siman dan Bendungan Semantok, bagaikan guratan tangan-tangan tak terlihat, membelai bumi dan membawa keberkahan pada ribuan hektare ladang yang menanti basahnya hujan atau derasnya saluran irigasi.

Di Siman, air mengalir lembut dari saluran-saluran primer sepanjang 62 kilometer dan bercabang ke saluran sekunder sejauh 312 kilometer. Setiap tetesnya adalah doa yang membasahi tanah pertanian seluas 23.060 hektare di Malang, Kediri, dan Jombang. Modernisasi dan digitalisasi irigasi di Siman-Serinjing, yang menjangkau 4.525 hektare, bukan hanya sebuah pencapaian teknologi. Ia adalah jembatan zaman—antara tradisi leluhur dan langkah masa depan. Dengan indeks pertanaman meningkat dari 237% menjadi 260%, produksi padi dan palawija pun melonjak, dari 50.500 ton menjadi 62.000 ton. Ketua HIPPA Kediri, Supardi, menyambut optimisme ini dengan wajah cerah. "Kini, air dapat mencapai ujung saluran. Bahkan di musim yang berat, kami tetap bisa menanam tiga kali setahun," tuturnya.

Namun, Siman bukanlah satu-satunya kisah air yang berbisik lembut kepada para petani. Di Nganjuk, berdiri megah Bendungan Semantok, menampung 23 juta meter kubik air dari Sungai Semantok. Ia adalah penjaga tanah seluas 1.906 hektare, pemberi kehidupan yang setia, bahkan ketika kemarau panjang memeluk bumi. Dengan luas genangan 365 hektare, Semantok tidak hanya menghidupi lahan-lahan pertanian di Rejoso, Ngomben, dan Bening, tetapi juga menjadi tameng dari ancaman banjir yang kerap menyapa wilayah utara Nganjuk.

Ketua HIPPA Nganjuk, Nyono, menggambarkan manfaatnya dengan nada syukur, "Semantok tidak hanya memberi kami air, tetapi juga harapan. Lahan kami, yang dulunya kering kerontang, kini bisa ditanami dengan indeks pertanaman yang melonjak dari 181% menjadi 291%." Dan ini baru permulaan. Pada 2025, saluran irigasi Semantok Kiri akan dibangun, membuka cakrawala baru untuk mengairi lebih banyak ladang, memperluas cerita kehidupan yang ditulis oleh air.

Air bukan hanya elemen. Ia adalah nyawa. Dalam setiap alirannya, ada perjuangan, harapan, dan keberkahan. Siman dan Semantok, seperti penjaga zaman, memeluk masa lalu dan masa depan dengan hangat. Dan para petani, mereka yang bersahabat dengan tanah dan langit, akan terus menenun mimpi mereka dengan aliran air ini, menanam kehidupan di setiap jengkal tanah yang mereka cintai.